Secangkir kopi (sebuah renungan)

Posted: 9 Juli 2011 in waktunya merenung
Tag:, , , ,

Sekelompok alumni University California of Bekeley yg telah mapan dalam karir masing-masing berkumpul dan mendatangi salah seorang professor kampus mereka yang telah tua.

Percakapan segera terjadi dan mengarah pada keluhan-keluhan tentang stress di pekerjaan dan kehidupan mereka.

Menawari tamu-tamunya kopi,professor pergi ke dapur dan kembali dgn poci besar berisi kopi dan cangkir berbagai jenis. Ada yang terbuat porselin, plastik, gelas, kristal, gelas biasa, bahkan beberapa diantaranya gelas mahal serta sangat indah.

Lalu sang professor mempersilahkan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.

Setelah smua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan. ”Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja”.

“Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami,” lanjut sang professor.

“Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi. Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus yang lain bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yg kalian inginkan sebenarnya adalah kopi.  Bukanlah cangkirnya.Namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir org lain.” sang proffesor mengakhiri penjelasannya.

Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita diatas adalah , kehidupan bagai kopi, sedang pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat adalah cangkirnya.

Cangkir bagaikan sebuah alat untuk memegang dan mengisi kehidupan.

Jenis cangkir yang kita miliki tidak dapat mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi.

Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang disediakan bagi kita.

Jadi nikmatilah kopinya, bukan cangkirnya. ”Sadarilah jika kehidupan anda itu jauh lebih penting dibanding pekerjaan anda”.

Dari berbagai sumber

Komentar
  1. anung umar berkata:

    sepertinya saya pernah baca artikel ini. tapi nggak tahu, di buku atau internet..
    yang penting manfaatnya..
    artikel yang inspiratif..

    • ekodanu berkata:

      Trima ksh commentnya…

      Betul jg,bro..
      Aku jg pernah baca,tp..lupa dari mana..

      Kbetulan ada brother yg lg singgung2 soal filosofi kopi,jdnya putar2 memori otak lg deh…
      Dan..here it’s…

  2. BakulatZ berkata:

    Artikel yang bagus,
    bikin kita mawas diri,
    makasih udah share…

Tinggalkan komentar